Selasa, 22 September 2020 – Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Negeri Jakarta mengadakan Seminar Online dengan tema ‘How Communication Create Yourself in 5.0 Era’. Pembicara dalam seminar ini yaitu Jojo S. Nugroho, S.Sos., CCM (Managing Director Imogen PR dan Ketua Asosiasi Perusahaan PR Indonesia (APRI)) dan Wahyu Aji, M.Si (CEO Good News From Indonesia) serta dimoderatori oleh Marisa Puspitas Sary, M.Si (Dosen Prodi S1 Ilmu Komunikasi UNJ).
Berikut merupakan beberapa hal yang disampaikan Pak jojo saat pemaparan materi di seminar online :
Pada bula Februasi sebelum pandemi covid-19 jumlah penganggursn naik, saat pandemi covid-19 lebih sulit lagi karena perusahaan menahan anggaran dana. Zaman dahulu ada bagian marketing namun tidak ada bagian PR di perusahaan, namun sekarang perusahaan sangat konsen dgn PR baik perusahaan multinasional atau start up. Yang dibutuhkan dalam dunia kerja industri yaitu kompetensi, perusahaan ingin staff yang direkrut memiliki kompetensi sesuai kebutuhkan perusahaan agar dapat memberikan kemajuan bisnis perusahaan tersebut. Komptensi terbagi atas knowledge ditambah skill dan attitude. Knowledge didapatkan saat kuliah. Attitude professional dibutuhkan di semua industri.
Dikutip dari Global Communication Report tahun 2018 terdapat serangkaian skill yang dibutuhkan seorang komunikator di masa depan. Lima besar skill tersebut diantaranya statistic plannings, leadership yang didapatkan ketika berorganisasi, written communication seperti menulis konten, social media dan multimedia content development. Berdasarkan riset yang dilakukan Ketchum yang melibatkan 650 orang lebih dari 35 negara, 95% mengatakan bahwa kreativitas adalah kunci dari skill.
Berikut merupakan beberapa hal yang disampaikan Pak wahyu saat pemaparan materi di seminar online :
Generasi Z menonton 39 video perhari dan bisa menghabiskan 4-5 jam. Manusia adalah makhluk pencerita dari zaman dahulu. Penting untuk menguasai konsep komunikasi agar tidak gundah dengan perubahan zaman. Media, jurnalis & netizen cinta segitiga paling hits di abad 21. Jurnalis adalah orang-orang yang terkait kode etik atau tampilan untuk menyebarkan informasi. Netizen bisa mendapatkan informasi bahkan menyebrkan informasi .
Jika media memiliki audience, maka youtube memiliki subsribers dan instagram memiliki followers sebagai audiencenya. Pertumbuhan internet 2010-2014 naik 83%, televisi turun 6 %, koran cetak turun 25% dan majalah cetak turun 19%. Pertumbuhan di tradisional advertising rendah. Media jika ingin menyiarkan sesuatu ada sensornya, kode etiknya. Tetapi jika live di youtube bebas berbicara apa saja namun sudah ada UU ITE nya. Hal-hal yang berkaitan dengan digital literacy competencies yaitu berfikir kritis, online safety skills, budaya digital, kolaborasi dan kreatifitas, menemukan informasi, communications and nettiquet dan functional skills.
Saat sesi tanya jawab ada peserta yang bertanya kepada pak Jojo Bagaimana cara mendapatkan skill selain internship? Lalu pak Jojo menjawab ” Dengan mengikuti organisasi (inta dan extra kampus) organisasi extra kampus contohnya humas muda atau AISSEC , mengikuti kompetisi yg melibatkan kampus lain atau mengikuti webinar saat pandemi. Hal-hal ini bisa dilakukan untuk menambah skill.
Lalu ada peserta yang bertanya kepada pak Aji Tantangan dalam membuat konten menarik bagi konten creator yang baru? Berikut merupakan jawaban pak Aji “Perlu konsistensi untuk membuat konten yang berkualitas. Bad news is good news contohnya berita tentang perceraian lebih tinggi trafficnya daripada berita keluarga harmonis. Kemasan sangat mendukung strorytelling kita. Melakukan riset untuk mengetahui konten yang disukai masyarakat. Dan jangan putus asa serta jangan menyerah membuat konten posiitif.