Jakarta, 10 September 2024 – Prodi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta berhasil melaksanakan kerjasamanya dengan Radio Republik Indonesia (RRI) dengan mengadakan acara Sarasehan bertajuk “Pemimpin Baru, Untuk Indonesia Maju”. Acara ini dihadiri oleh mahasiswa/i aktif prodi Ilmu Komunikasi UNJ angkatan 2023 dan 2024. Acara Sarasehan ini juga dihadiri oleh tokoh-tokoh penting seperti M. Andri Perdana, SE (Ekonomi Digital), Jamaludin Malik, SH (Anggota DPR periode 2024-2029), Prof. Dr. Komarudin, M.Si., selaku Rektor Universitas Negeri Jakarta, serta Dr. HM Nasir Djamil, M.Si (Anggota DPR periode 2024-2029). Acara dimulai pada pukul 10.00 WIB – 11.30 WIB di UTC UNJ by Naraya Jakarta, Lantai 8. Rangkaian acara diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, lalu dilanjut dengan pembukaan oleh moderator Risty Rustarto.

Pada diskusi kali ini para mahasiswa/i diberikan kesempatan untuk bertanya dan menyampaikan pendapatnya mengenai topik-topik yang sudah dibahas oleh pemateri. Topik yang dibahas mulai dari tantangan perekonomian pada era transisi, tujuan para anggota baru DPR RI menduduki kursi parlemen, ekonomi digital dan tantangan bonus demografi sampai pandangan mengenai pertumbuhan ekonomi terhadap IKN. Kemudian di akhir diskusi para pembicara diminta untuk memberikan harapan-harapannya terhadap pemimpin baru Indonesia (Prabowo-Gibran).

Tantangan Perekonomian di Era Transisi

M.Andri Perdana, SE menyoroti tantangan ekonomi yang dihadapi oleh Indonesia di era transisi pemerintahan. Ia mengungkapkan bahwa pembayaran utang negara yang dulunya hanya membutuhkan 19% dari pendapatan negara pada tahun 2019, kini meningkat menjadi 38% di tahun 2024. Hal ini mengurangi ruang fiskal bagi pemerintah untuk melaksanakan program-program baru dan melanjutkan program yang ada. Dampak lain yang juga dirasakan adalah penurunan daya beli masyarakat, akibat suku bunga yang tinggi dan pemangkasan tenaga kerja.Prof. Dr. Komarudin, M.Si., juga menambahkan bahwa untuk mengurangi dan mencegah terjadinya pengangguran yang paling utama adalah bagaimana para lulusan perguruan tinggi harus memiliki keterampilan yang relevan, tidak hanya melalui pendidikan formal, tetapi juga melalui pelatihan dan kewirausahaan. Namun, hal yang paling utama adalah sebagai seorang pemimpin harus mampu mendorong untuk menciptakan lebih banyak peluang lapangan kerja dalam berbagai bidang.

Tujuan Anggota Baru DPR RI di Parlemen

Jamaludin Malik, SH., seorang anggota DPR muda, menjelaskan alasannya masuk ke parlemen. Ia merasa bahwa banyak pejabat tidak memenuhi ekspektasi masyarakat, dan ia ingin memberikan ide-ide kreatif serta solusi “out of the box” untuk membawa perubahan bagi bangsa. Ia juga berbagi pandangannya mengenai pentingnya keterbukaan pemerintah terhadap masyarakat yang semakin kritis.Sedangkan Dr. HM Nasir Djamil, menyoroti bahwa terdapat 271 anggota baru di parlemen periode 2024-2029. Menurutnya, tantangan terbesar yang akan dihadapi pemerintah baru adalah menghadapi masalah hutang besar dan situasi ekonomi yang tidak mudah. Ia juga menekankan pentingnya memahami arah kemajuan Indonesia, baik secara material maupun spiritual, serta memperhatikan permasalahan ketenagakerjaan.

Ekonomi Digital dan Tantangan Bonus Demografi

Dalam diskusi mengenai ekonomi digital, M. Andrin Perdana, SE., menjelaskan bahwa transformasi digital bukanlah sektor yang berdiri sendiri, melainkan terintegrasi dengan sektor-sektor lain. Ia menyoroti bahwa Indonesia saat ini menghadapi fenomena “industrialisasi dini”, di mana tenaga kerja lebih banyak bergerak ke sektor jasa dan digital. Meski potensi ekonomi digital Indonesia besar, nilai tambahnya masih relatif rendah dibandingkan negara lain. Oleh karena itu, sektor digital menjadi kunci untuk mengangkat generasi muda ke kelas menengah dan atas.

Pandangan Terhadap IKN dan Pertumbuhan Ekonomi

Pada sesi tanya jawab, salah satu mahasiswa mempertanyakan proyek Ibu Kota Negara (IKN) yang diharapkan mampu menghilangkan kemiskinan. Menanggapi hal tersebut, Pak Nasir menyatakan bahwa IKN memang masih menjadi tantangan, namun pemerintah memiliki berbagai strategi lain, seperti kawasan ekonomi khusus (KEK), untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Harapan untuk Pemerintahan Baru

Menjelang pelantikan pemerintahan baru Prabowo-Gibran pada 20 Oktober mendatang, para narasumber memberikan pandangannya. Pak Malik menekankan pentingnya pemenuhan ekspektasi masyarakat, sementara M. Andrin menekankan bahwa pemerintahan baru perlu membawa kebijakan fiskal yang memudahkan kelas pekerja. Dr. HM Nasir percaya bahwa dengan banyaknya wajah baru di parlemen, Indonesia akan mendapatkan angin segar untuk mewujudkan Indonesia yang maju.Prof. Dr. Komarudin juga menekankan pentingnya kepemimpinan yang kuat dan amanah, serta perlunya akuntabilitas yang tinggi dari pemimpin baru, baik di dunia maupun di akhirat. Harapan besar disematkan pada pemerintahan Prabowo-Gibran untuk membawa perubahan yang signifikan bagi Indonesia.

Rangkaian acara ditutup dengan foto pemberian plakat dan foto bersama. Dengan diadakan acara seminar ini, diharapkan kepada mahasiswa/i terutama mahasiswa/i prodi Ilmu Komunikasi dapat meningkatkan wawasan mereka mengenai pertumbuhan ekonomi negara Indonesia, dan juga lebih semangat dalam mencapai pendidikan yang lebih tinggi lagi untuk menjadi generasi muda yang dapat membuat perubahan negara Indonesia menjadi negara maju.

Penulis: AF

Editor: WPS

Tim FIS Media Center

Kategori: Berita