Lima dosen Pendidikan Agama Islam (PAI) dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dan Universitas Negeri Padang (UNP) mengunjungi Pondok Pesantren Bali Bina Insani (PPBBI) di Desa Meliling, Tabanan, Bali, dalam rangka kunjungan akademik dan studi toleransi beragama, Selasa 27 Mei 2025. Mereka adalah Dr. Sari Narulita, M.Si; Dr. Alfurqan, MA; Dr. Muhamad Ridwan Effendi, M.Ud; Dr. Yemmardhatillah; dan Rahmi Wiza, MA. Kunjungan ini diterima langsung oleh pengasuh pesantren, Ida Bagus Muhammad Andika Supriatman, seorang tokoh pluralisme dan advokat terkemuka di Bali.
Pesantren Toleransi Bali Bina Insani dikenal luas sebagai salah satu pesantren paling inklusif di Indonesia. Berdiri di tengah masyarakat Hindu yang kuat menjunjung adat, pesantren ini mempraktikkan kehidupan Islam yang damai dan harmonis dengan lingkungan sekitar. Sejak berdiri pada 1991 dan aktif pada 1996, pesantren ini telah menjadi simbol toleransi dan keberagaman, serta pernah menjadi tuan rumah Bali Democracy Forum 2016 yang dihadiri Presiden Joko Widodo dan delegasi dari 96 negara.
Dalam kunjungan tersebut, para dosen menyaksikan secara langsung praktik pendidikan Islam yang berpijak pada nilai-nilai toleransi dan budaya lokal, seperti kerja sama dengan masyarakat Hindu, penyesuaian terhadap hukum adat, serta pendekatan santun dalam menjaga aqidah santri. Diskusi juga membahas tantangan internal pesantren dalam membina karakter santri yang teguh di tengah arus perbedaan budaya.
Kunjungan ini merupakan bagian dari penguatan perspektif inklusif dalam pendidikan Islam, sekaligus membuka ruang kolaborasi lintas kampus dan lintas budaya untuk membangun model pendidikan yang moderat, adaptif, dan berkeadaban.
Melalui kegiatan ini, dosen-dosen PAI UNJ dan UNP tidak hanya menggali pengetahuan, tetapi juga membawa pulang inspirasi besar: bahwa iman dan budaya bisa berjalan beriringan dalam harmoni, jika dijembatani dengan sikap terbuka, empatik, dan edukatif.
