Jakarta, 26 September 2025 – Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Jakarta (FISH UNJ) kembali menunjukkan komitmennya menghadirkan pengalaman belajar yang otentik dan inspiratif bagi mahasiswa. Dalam perkuliahan Sosiologi Agama yang diasuh oleh Dr. Rihlah Nur Aulia, suasana kelas berubah menjadi ruang dialog yang hidup ketika Prodi PAI menghadirkan Prof. Dr. Magfur Ahmad, M.Ag., pakar studi Islam dan ekoteologi dari UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan, bersama tim penelitinya: Dr. Siti Mumun Muniroh, Dewi Anggraeni, Lc., M.A., dan Miftahul Huda, M.Sos.
Kehadiran para peneliti tersebut membawa angin segar bagi mahasiswa. Mereka tidak hanya menyajikan data penelitian, tetapi juga menggugah kesadaran tentang pentingnya peran perempuan pesisir dalam menjaga ekologi dan peradaban. Selama ini, suara perempuan kerap terpinggirkan dalam wacana pembangunan yang masih dibayangi oleh perspektif kolonial dan patriarkis. Melalui riset yang didukung Kementerian Agama dan LPDP, para peneliti menegaskan bahwa perempuan pesisir bukan sekadar korban perubahan iklim, melainkan aktor utama yang menyimpan kearifan lokal untuk beradaptasi dengan krisis lingkungan.
Dalam pemaparannya, Dr. Siti Mumun Muniroh mengungkap bagaimana ketahanan psikologis perempuan pesisir terbangun melalui spiritualitas, solidaritas sosial, dan budaya. Dewi Anggraeni menambahkan dengan cerita tentang tradisi Sedekah Laut yang memadukan dimensi spiritual, sosial, dan ekologis. Sementara itu, Miftahul Huda menekankan konservasi mangrove sebagai wujud nyata kepemimpinan ekologis perempuan. Dari ketiga perspektif ini, mahasiswa belajar bahwa agama, budaya, dan lingkungan saling terkait erat dalam menjaga keberlanjutan hidup dan masa depan peradaban.
Sebagai dosen pengampu, Dr. Rihlah Nur Aulia memberikan apresiasi tinggi kepada para narasumber. Ia menilai kehadiran mereka menjadikan kelas Sosiologi Agama lebih dari sekadar forum akademik, melainkan sebuah laboratorium peradaban. “Mahasiswa kita belajar langsung dari riset mutakhir, sekaligus menyadari bahwa ilmu agama tidak pernah terlepas dari tantangan global, termasuk krisis ekologi,” ujarnya penuh semangat.
Kaprodi PAI, Dr. Sari Narulita, M.Si., juga menegaskan bahwa kegiatan ini sejalan dengan visi Prodi PAI UNJ untuk melahirkan lulusan yang inklusif, kritis, dan peduli pada isu kemanusiaan. Menurutnya, perkuliahan seperti ini membuktikan bahwa pendidikan agama tidak berhenti pada pemahaman teks, tetapi terus bergerak untuk menafsirkan ulang konteks kehidupan sosial, budaya, dan ekologis yang dihadapi masyarakat saat ini.
Antusiasme mahasiswa terlihat jelas sepanjang acara. Mereka aktif bertanya, mengkritisi, bahkan mencoba menawarkan solusi baru atas problem yang dipaparkan. Hal ini mendapat sambutan hangat dari Dekan FISH UNJ, Firdaus Wajdi, Ph.D., yang menilai bahwa forum semacam ini harus menjadi tradisi akademik. Ia menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bukti nyata kontribusi perguruan tinggi dalam merespons isu-isu global dengan pendekatan ilmiah yang inklusif dan solutif.
Pada akhirnya, perkuliahan Sosiologi Agama kali ini meninggalkan kesan mendalam bagi mahasiswa. Mereka tidak hanya memahami hubungan agama dan masyarakat secara teoritis, tetapi juga menyaksikan langsung bagaimana riset ilmiah mampu menjembatani teks agama dengan konteks sosial dan ekologis. Dari ruang kelas FISH UNJ, Prodi PAI kembali meneguhkan perannya sebagai pusat kajian yang melahirkan generasi kritis, berdaya, dan siap menjadi penggerak peradaban masa depan.