Jakarta, 30 Juli 2025 — Upaya membangun mutu pendidikan Islam yang unggul dan berdaya saing global terus digaungkan oleh Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) di berbagai perguruan tinggi. Hal ini tercermin dalam kegiatan benchmarking PAI Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU) Jepara ke PAI Universitas Negeri Jakarta (UNJ) yang berlangsung hangat dan konstruktif pada Rabu, 30 Juli 2025.
Kedua prodi hadir sebagai sesama anggota APPKI yang telah menyandang akreditasi Unggul dari LAMDIK—PAI UNJ sejak tahun 2022 dan PAI UNISNU sejak tahun 2023. Lebih dari itu, PAI UNJ telah menorehkan capaian strategis dengan memperoleh akreditasi internasional dari FIBAA, yang memperkuat reputasinya di tingkat global.
Acara dibuka secara resmi oleh Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial UNJ, Dr. Elisabeth E. Nugraheni, M.Si, yang menyampaikan apresiasi atas semangat kolaborasi antarprodi sebagai wujud budaya akademik yang saling menguatkan. Dekan FITK UNISNU, Dr. Abdur Rozaq, M.Ag, memperkenalkan kekhasan dan kekuatan kelembagaan UNISNU sebagai kampus berbasis pesantren yang kini semakin mantap melangkah ke arah internasionalisasi.
Sesi benchmarking berlangsung intens dan penuh semangat berbagi praktik baik. Diskusi mencakup topik-topik strategis, seperti pengalaman PAI UNJ dalam proses akreditasi FIBAA, penyusunan kurikulum berbasis OBE, pengembangan kegiatan mahasiswa berbasis kolaboratif antar Universitas, penerapan sistem penjaminan mutu internal, serta inovasi pengelolaan akademik di era digital.
Salah satu aspek yang menjadi fokus perhatian adalah pengelolaan jurnal ilmiah di masing-masing prodi. Saat ini, PAI UNJ mengelola dua jurnal terakreditasi SINTA 3, sedangkan PAI UNISNU mengelola jurnal terakreditasi SINTA 4. Keduanya sedang dalam proses aktif untuk meningkatkan level akreditasi, dengan menguatkan sistem editorial, memperluas jejaring penulis dan reviewer, serta meningkatkan kualitas artikel dan daya saing internasional. Forum ini menjadi ruang berharga untuk bertukar strategi dalam manajemen jurnal, termasuk upaya mengarah ke indeksasi internasional dan publikasi berbahasa asing.
Benchmarking ini tidak hanya menguatkan aspek kelembagaan, tetapi juga memperluas wawasan dan membangun jejaring kolaboratif yang konkret. Kegiatan diakhiri dengan makan siang bersama yang hangat, menjadi momen relaksasi sekaligus penguat komitmen untuk terus bergerak bersama dalam semangat sinergi keilmuan dan kelembagaan.
Pertemuan antara PAI UNJ dan PAI UNISNU ini menjadi bukti nyata bahwa predikat Unggul bukanlah akhir, melainkan pijakan untuk terus bertumbuh dan berbagi. Melalui forum benchmarking seperti ini, pendidikan Islam di Indonesia memperlihatkan daya hidupnya—mampu bersaing secara nasional, dan siap tampil di panggung global dengan karakter, kolaborasi, dan keunggulan.
