MCF Day 2: Kreativitas, Keteguhan, dan Gagasan Besar dari Generasi Muslim Muda

Gelaran hari kedua Muslim Culture Festival 2025 menghadirkan suasana yang hangat, kuat, dan penuh energi. Sejak pagi, kampus FISH UNJ hidup oleh tiga rangkaian kompetisi nasional: Banjari, Debat Mahasiswa, dan Final Esai. Setiap arena memancarkan semangat yang sama—keberanian untuk tampil, beradu gagasan, dan berkarya dengan nilai Islam sebagai fondasi.

Di Arena Prestasi FISH, 19 tim Banjari tampil bergantian mulai pukul 08.00. Denting rebana dan lantunan shalawat menghadirkan suasana syahdu yang meresap ke seluruh ruangan. Momen paling menggetarkan hadir ketika satu tim dari peserta disabilitas netra naik ke panggung. Mereka membawakan shalawat dengan ketulusan yang menghentikan langkah banyak orang. Ketukan rebana mereka stabil. Suara mereka menyatu. Dan ruangan berubah senyap sebelum akhirnya meledak oleh tepuk tangan yang panjang. Ust. Jamal, salah satu juri, menyebut penampilan itu sebagai bukti bahwa seni lahir dari hati, bukan dari keterbatasan.

Sementara itu, di ruang debat lantai tiga dan ruang rapat 212, empat tim terbaik nasional bertarung dengan strategi argumentasi yang matang. Dua tim dari UIN, satu dari UNJ, dan satu dari UMY saling melontarkan data, logika, dan analisis tajam. Ritme debat cepat. Setiap argumen dibangun dengan presisi. Penonton terpukau oleh keberanian para finalis menjaga ketenangan di tengah tekanan. Sesi akhir berlangsung menegangkan, menandai salah satu final debat paling impresif dalam sejarah MCF.

Pada saat yang sama, final lomba esai berjalan secara online. Sepuluh finalis mempresentasikan ide-ide besar mereka melalui platform virtual. Mereka mengangkat isu pendidikan Islam, wacana sosial, dan gagasan penguatan khazanah Muslim di era digital. Meski tanpa tatap muka, antusiasme tetap terasa. Juri melihat kedewasaan analisis para finalis, sementara audiens menyaksikan bagaimana generasi muda mampu merumuskan solusi yang konstruktif untuk tantangan umat.

Hari kedua MCF menunjukkan satu pesan penting: kreativitas, religiusitas, dan intelektualitas dapat bergerak bersama. Banjari menyentuh hati. Debat mengasah nalar. Esai memperluas wawasan. Semuanya saling melengkapi dan melahirkan gambaran generasi Muslim yang inklusif, progresif, dan siap bersaing di tingkat nasional.

MCF bukan hanya kompetisi. MCF adalah ruang tumbuh. Ruang belajar. Ruang untuk melangkah lebih jauh dari sekadar prestasi—menuju peran yang lebih besar bagi masyarakat dan peradaban.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Company

Our ebook website brings you the convenience of instant access to a diverse range of titles, spanning genres from fiction and non-fiction to self-help, business.

Features

Most Recent Posts

eBook App for FREE

Lorem Ipsum is simply dumy text of the printing typesetting industry lorem.

Category

Company

About Us

FAQs

Contact Us

Terms & Conditions

Privacy Policy

Features

Copyright Notice

Mailing List

Social Media Links

Help Center

Products

Sitemap

New Releases

Best Sellers

Newsletter

Contact us

Mailing

Privacy Policy

Mailing List

© 2025 Islamic Religious Education Departement