Jakarta, 11 Juli 2020. Kemelut pandemi Covid-19 jangan sampai membuat kita lengah terhadap tantangan dan ancaman lainnya. Salah satu yang perlu dipersiapkan dan dihadapi bersama secara gotong royong oleh bangsa ini adalah ancaman pandemi siber (Cyber-risk Pandemic). Ancaman ini bisa menjadi krisis global selanjutnya yang berpotensi muncul pada waktu yang tak terduga di masa depan. Mengutip laporan dari DQ Institute berdasarkan The Child Online Safety Index (COSI), yaitu pengukuran tingkat keamaan online untuk anak-anak di seluruh dunia, Indonesia berada pada urutan 26 dari 30 dengan skor 17.5. Skor tersebut berada di bawah rata-rata negara lainnya.
Laporan tersebut juga menyebutkan Indonesia berada pada peringkat terakhir pada salah satu pilar dari COSI, yaitu Pilar Bimbingan dan Pendidikan. Pilar ini menyebutkan bahwa sekolah dan keluarga perlu penguatan untuk membimbing anak mengarungi dunia digital secara sehat dan aman.
Dosen Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN), Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Fauzi Abdillah dan Suhadi mengadakan seminar online yang bekerja sama dengan Forum Taman Baca Masyarakat (FTBM) Jawa Barat. Kegiatan tersebut mensosialisasikan dan mendiskusikan konsep Kecerdasan Kewarganegaraan Digital yang diusung oleh DQ Institute. Konsep ini dikatakan bisa menjadi bekal untuk membuat warga negara melek dan beretika secara digital.
Kegiatan seminar dan diskusi online diisi oleh tiga narasumber. Yang pertama ialah Fauzi Abdillah selaku Dosen Universitas Negeri Jakarta yang membahas ancaman terkini pandemi siber dan “vaksin”nya, yakni Kecerdasan Kewarganegaraan Digital. Narasumber kedua adalah Dosen dari Universitas Negeri Medan, Feriyansyah, yang membicarakan hiperkoneksi dan konsekuensi sebagai warga digital. Penulis buku “Kewargaan Digital” ini mengatakan bahwa untuk mewujudkan masyarakat yang bijaksana dan cerdas tidak cukup di lingkungan pendidikan formal saja. “Gerakan ini harus bersama. Daya dukung seperti TBM ini luar biasa. Bagaimana gerakan kewargaan (civic community) itu bukan lagi gerakan yang formal semata, tetapi jadi budaya. Membentuk sebuah budaya memerlukan cipta, rasa, karsa yang bersinergis serta dilandasi oleh nilai yang kita yakini untuk kebaikan,” tambahnya.
Terakhir ada Aam Siti Amanah sebagai Ketua Bidang 1 FTBM Jawa Barat yang mendiskusikan tentang apa yang bisa komunitas literasi lakukan untuk menghadapi pandemi. “Ketika kami sedang mencari jejaring dengan teman-teman di lingkup akademisi, ternyata ada UNJ yang datang ke kami. Ini luar biasa sekali, semoga bisa terus berkolaborasi dengan FTBM. Bagaimana pun juga, kegiatan yang ada di masyarakat itu tidak lepas dari sinergi dan kolaborasi pihak lain,” tuturnya.
Ketiga narasumber sepakat bahwa kita sudah memasuki gerbang pandemi siber ini, sehingga diperlukan warga negara yang siap menghadapi ancaman dan telaten untuk memanfaatkan kesempatan yang ada. Moderator pada seminar online kali ini, Yoga Adi Pratama, yang juga Founder TBM Pohaci menguatkan bahwa sinergitas yang ada perlu ditingkatkan, mulai secara kurikuler, sosial kemasyarakatan, dan kebijakan dari pemerintah.
Turut hadir dalam kegiatan ini, Ketua Umum FTBM Jawa Barat, Kang Opik, yang menyampaikan harapannya bahwa obyek edukasi dalam menghalau pandemi siber ini tidak terbatas untuk anak-anak saja, tetapi para orangtua juga perlu dibekali kompetensi dan kecerdasan digital kewarganegaraan tersebut. ” Titik tekan yang ingin saya sampaikan adalah kita tidak hanya berbicara pola pendidikan untuk anak-anak, biarpun yang banyak jadi korban adalah anak-anak. Tetapi, orangtuanya juga harus diberi pemahaman, karena guru dan dosen berhadapan terbatas hanya di ruang kelas yang formal,” ungkap Kang Opik. Menurutnya, pendidikan anak-anak bukan hanya tanggung jawab sekolah, namun juga tanggung jawab orangtuanya. Manakala orangtua tidak memiliki pemahaman kehidupan digital ini, walaupun sekolah dan kemendikbud memiliki kurikulum yang bagus, tetap saja anak-anak yang berpotensi besar menjadi korban.
“Kegiatan seminar dan diskusi online ini merupakan bagian dari rangkaian program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang bertujuan memberdayakan komunitas literasi yang ada di Indonesia, mulai dari Jawa Barat melalui FTBM Jabar, untuk bergotong royong mengurangi risiko dan mengoptimalkan kesempatan dalam memanfaatkan teknologi digital,” papar Fauzi Abdillah selaku ketua panitia program Pengabdian kepada Masyarakat ini.
Ucapan Terima kasih:
Kegiatan ini dapat terselenggara atas dukungan Fakultas Ilmu Sosial UNJ, Prodi PPKN FIS UNJ, dan mahasiswa Civic Engagement Research Group (Abdul Rohman Tarigan ’19, Andri ’19, Chanisa Putri Tertia ’19, dan Farhan Fahrezi ’19)
Sumber: PerubahanNews.com https://perubahannews.com/2020/07/11/ppkn-fis-unj-dan-forum-taman-baca-masyarakat-jabar-adakan-seminar-kecerdasan-digital/