Seminar Online Series Ketiga LabPPKn : “Pancasila Dalam Tindakan Dan Penguatan Posisi Pendidikan Kewarganegaraan”

Rabu, 29 Juli 2020 – Seminar online series laboraturium PPkn FIS UNJ merupakan salah satu agenda rutin laboraturium PPKn yang biasa diselenggarakan dua minggu sekali. Tujuan diadakanya seminar online series lab.PPKn yaitu sebagai wadah diskusi para dosen, guru, alumni,dan mahasiswa PPKn dalam membahas tema-tema dari mata kuliah PPKn. Karena para guru dan mahasiswa PPKn perlu dibekali dengan pengetahuan, dan diharapkan setelah mengikuti seminar online series lab.PPKn, semua yang terlibat dapat menyerap materi tersebut serta dapat menambah wawasan untuk pembelajaran.selain itu, seminar ini juga bisa dijadikan tempat sharing bapak/ibu guru PPKn yang sudah sukses untuk menginspirasi mahasiswa.

Pada seminar online series ketiga lab.PPKn kali ini mengusung tema : “Pancasila Dalam Tindakan Dan Penguatan Posisi Pendidikan Kewarganegaraan ”. Seminar dimulai pukul 13.00-15.00 WIB. Seminar diawali dengan pembukaan yang dilakukan oleh Mc yaitu saudari Gilang Maulidya ( Mahasiswa PPKN) dan di moderatore oleh Andhika Satria, M.Pd ( Alumni PPKN). Kemudian dilanjutkan dengan sambutan oleh Kaprodi PPKn yaitu Bapak Dr.Tjipto Sumadi, M.Si, M.Pd. untuk menandakan dimulainya seminar. Berikutnya masuk ke acara inti yaitu pemaparan materi oleh kedua narasumber yaitu Prof. Dr. M.Japar, M.Si (Dosen PPKN FIS UNJ) dan bapak Yuyus Kardiman , M.Pd (Dosen PPKN FIS UNJ).

Pemaparan materi pertama dilakukan oleh narasumber pertama yaitu Prof. Dr. M.Japar, M.Si (Dosen PPKN FIS UNJ) yang dibahas oleh narasumber pertama yaitu “Pancasila Dalam Tidakan” yang mana beliau mengambil informasi atau materi dari berbagai buku- buku, seperti buku Indonesia Menggugat, buku Indonesia Merdeka, buku Lahirnya Undang – Undang Dasar 1945, kemudian buku salah satu karangan Yudi Latif yang berjudul Mata Air Keteladanan Pancasila Dalam Perbuatan. Dalam memaparkan materi beliau tak henti hentinya mengingatkan kita semua unutk membaca buku tokoh pergerakan bangsa, dan beliau juga mengatakan bahwa “suatu bangsa harus tau tentang masa lalunya, untuk kemudia dapat mengetahui masa depan”. Beliau juga menekankan dan memberikan contoh tokoh teladan pancasila dalam tindakan, dari mulai teladan ketuhanan hingga teladan keadilan sosial yang salah satu tokohnya yaitu bapak Gus Dur yang mana merupakan bapak Plurasime Indonesia hingga seorang Didi Kempot yang melakukan teladan persatuan. Kemudia beliau juga menekankan bahwa keteladanan dalam menjalankan nilai-nilai pancasila itu bukan sesuatu yang mustahil. Karena banyak juga masyarakat Indonesia yang sudah menanamkan teladan pancasila dalam tindakan.

Kemudian pemaparan materi kedua dilakukan oleh bapak Yuyus Kardiman , M.Pd (Dosen PPKN FIS UNJ) yang membahas tentang “ Pancasila Dalam Pendidikan Kewarganegaraan”. Pemaparan beliau diawali dengan materi pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, yang di dalamnya terdapat filosofi Weltanchauung (way of life). Yang mana berfungsi untuk menyatukan Philosopische Groundslag ( yang bersifat Abstrak ) dan Weltanchauung ( yang bersifat nyata dalam masyarakat dimana hal itu membutuhkan suatu Ideologi yaitu pancasila. Pancasila merupakan jiwa bangsa, karekter bangsa yang tidak mungkin dihilangkan. Kemudia beliau menekankan bahwa kenapa sila pertama harus ketuhanan yang maha esa?, jawabnya karena sila pertama mendasari sila – sila yang lainya. Bahwa ketuhanan merupakan bukan hanya meja statis melainkan sebagai lest start. Yang mana Indonesia merupakan negara yang ber-agama , yang bertuhan sesuai dengan agamanya masing – masing. dan kemudian nilai kemanusiaan adalah implementasi dan aktualisasi dari nilai ketuhanan tersebut, karena tidak mungkin masyarakat indonesia menjadi humanis jika tidak didasari oleh nilai ketuhanan. Beliau juga membahas tentang nilai pancasila, diantaranya ada ideal, instrumental dan praxis. Dan yang menarik beliau juga menekankan bahwa “hari ini adalah hasil dari 10-20 tahun yang lalu” maka dari itu apa yang kita bicarakan sebagai guru harus jelas dan kuat dalam menjelaskan filosofi pancasila.

Para partisipan Seminar Daring Online

Kemudian sampailah pada sesi tanya jawab, dimana terdapat beberapa pertanyaan menarik dari partisipan, yaitu:

  1. Bagaimana cara menanamkan nilai nilai pancasila kususnya bagi para kaum muda yang seperti lebih mengkonsumsi tokoh asing?
  2. Pada saat sekarang banyak film senetron yang malah merusak moral generasi bangsa, lalu perlukah kita kembali ke P4 untuk meningkatkan pemahaman arti pancasila?
  3. Bagaimana cara menanamkan nilai pancasila dalam pembelajaran PKn secara Virtual?

Kemudian pertanyaan tersebut dijawab oleh para narasumber sebagai berikut:

  1. Munculkan kesadaran dalam diri sendiri terlebih dahulu, dan kita juga harus menanamkan nilai – nilai “Civil Society”. Karena di era sekarang ini kita tidak bisa menampik hal hal yag berbau internasional. Maka dari itu semua harus dilakukan sedari kecil , karena implikasinya juga datang dari orang tua anak tersebut. jika orang tua terbiasa mencontohkan yang baik, pasti anak akan mempunyai kontrol diri yang baik pula.
  2. Kita sebagai guru harus kuat di filsafat pancasila dan historisnya, jangan sampai salah menyampaikan kepda siswa, karena itu akan menjadi tonggak bagaimana nilai pancasila itu akan diimplementasikan. Misalnya ada siswa yang bertanya, apakah negara kita ini adalah negara agama? Jawabanya tidak, negara kita ini bukan negara agama tetapi adalah negara yang ber- agama tapi negara kita juga bukan negara sekuler. Mengapa negara kita adalah negara yang ber-agama karena dasarnya ada nilai ketuhann yang menjadi karakter bangsa Indonesia. Yang mana dalam pidatonya Soekarno juga pernah mengatakan bahwa “setiap bangsa Indonesia itu bertuhan”. Jadi jawabanya sudahkah anak itu atau orang itu berketuhanan yang maha esa dengan baik dan benar. Dan anak 80% lebih percaya kepada guru nya ketimbang orang tuanya, maka dari itu mari kita manfaatkan sugesti itu untuk bagaimana membimbing dan mengarahkan anak untuk jangan menonton film- film yang tidak baik tersebut.
  3. Balik lagi ditekankan untuk kita sama sam gemar membaca, kususnya buku buku para tokoh pergerakan bangsa. Dan kita sebagai seorang pendidik tidak boleh ragu atas pancasila. kita tidak boleh atas keadaan saat ini, kita tiak boleh terpengaruh. Selama figur yang baik dicontohkan ,maka nilai nilai pancasila pun tidak akan luntur walaupun kita melakukan pembelajaran secara virtual.

Sesi tanya jawabpun telah berakhir dan acara seminar online series ketiga lab.PPKn pun ditutup oleh Mc yaitu saudari Gilang Maulidya. (Assifa Nur Hasanah, PPKN B 2019)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *