Jakarta, Rabu, 5 Agustus. Rektor Universitas Negeri Jakarta, Dr. Komarudin, M.Si. mengusung Diskusi Terpumpun untuk mencari format kelembagaan terbaik untuk pembudayaan Pancasila. Pencarian pola pembudayaan Pancasila ini dilaksanakan sinergis dengan melibatkan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Asosiasi Profesi PPKn Indonesia (AP3KnI), stakeholders, dan para dosen PPKN FIS UNJ.
Kegiatan ini dilaksanakan mulai pukul 12:30 di Aula Gedung M. Sjafei, Kampus UNJ, Rawamangun dengan mengikuti protokol Pencegahan Covid-19. Rektor UNJ membuka diskusi dengan menyampaikan tujuan dan harapan untuk optimalisasi pelembagaan serta pembudayaan Pancasila. Dinamika dan tantangannya pun muncul secara multidimensional, mulai dari terjadinya perang tafsir Pancasila di antara kelompok sosial dan politik di masyarakat. Dari hal tersebut, secara khusus Prodi PPKN UNJ memiliki tanggung jawab moral, akademis, dan institusional untuk menemukan format ideal dan pola pembudayaan Pancasila. Maka dengan demikian, urgensi FGD kali ini memiliki kekuatan pengikat etis untuk UNJ sebagai institusi.
Pembahasan selanjutnya disampaikan oleh Prof. Dr. Hariyono, M.Pd. yang menjabat sebagai Wakil Kepala BPIP. Beliau menyampaikan tantangan yang berkaitan dengan dinamika kemasyarakatan yang berpengaruh terhadap posisi Pancasila di masyarakat. BPIP juga menyoroti kekhawatiran publik terkait tafsir Pancasila yang berubah seiring bergantinya rezim. Maka terkait hal tersebut, BPIP melemparkan narasi bahwa Pancasila adalah milik semesta. Agar hal tersebut menjadi nyata, maka Pancasila sebagai Ilmu perlu terus dikembangkan.
Pembahas terakhir adalah Sekretaris Jenderal Asosiasi Profesi PPKn Indonesia (AP3KnI) Prof. Dr. Sapriya, M.Ed. Beliau menyampaikan masukan untuk penguatan BPIP sebagai center of excellence Pancasila sebagai sebuah ilmu. Salah satu caranya adalah Pancasila harus didekati secara interdisipliner, transdisipliner, dan multidisipliner. Maka keragaman pakar juga perlu diperhatikan, agar Pancasila semakin aktual, autentik, ilmiah, dan dipahami oleh semua kalangan. Penguatan Pancasila juga perlu didekati dari civic society, atau masyarakat agar hidup dan membudayanya menjadi sejalan dengan dinamika masyarakat. Pancasila sebagai nilai besar perlu dioperasionalkan, sehingga perlu ada perhatian pada alternatif yang bisa saja muncul dari perspektif berbagai bidang ilmu tersebut.
Pada penutupan acara, Rektor UNJ Dr, Komarudin, M.Si. menyampaikan bahwa kegiatan ini akan ditindaklanjuti secara serius sebagai niat UNJ untuk berkontribusi bagi bangsa dan negara. Kepanitian penyusunan format pembudayaan Pancasila akan dibentuk, dan secara langsung Koordinator Program Studi PPKN FIS UNJ, Dr. Tjipto Sumadi, M.Si. sebagai ketua tim pelaksana program tersebut.