Jakarta — Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI), Universitas Negeri Jakarta. M. Syahril Sabda, mahasiswa PAI angkatan 2021, berhasil menjadi salah satu finalis Duta Bahasa DKI Jakarta 2025 dan turut serta dalam pelaksanaan kegiatan SIGAP: Siaga Bahasa, Jaga Keselamatan Pelajar, yang digelar di SMKN 41 Jakarta, Jumat, 20 Juni 2025.
Kegiatan SIGAP merupakan bagian dari Krida Kebahasaan dan Kesastraan yang diselenggarakan oleh Duta Bahasa DKI Jakarta. Program ini bertujuan meningkatkan kesadaran pelajar akan pentingnya penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam situasi darurat, khususnya dalam komunikasi keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan sekolah.
Keterlibatan Syahril sebagai perwakilan dari Prodi PAI menjadi bukti nyata bahwa mahasiswa Pendidikan Agama Islam tidak hanya berkiprah dalam ruang-ruang keagamaan, tetapi juga mampu menjawab tantangan kebangsaan yang lebih luas, termasuk literasi bahasa dan keselamatan publik. Kiprah Syahril menunjukkan bahwa nilai-nilai Islam—seperti hikmah, rahmah, dan maslahah—dapat diimplementasikan secara nyata dalam berbagai ruang kehidupan, termasuk melalui praktik literasi kebahasaan yang kontekstual dan solutif.
Dalam kegiatan SIGAP, para finalis Duta Bahasa, termasuk Syahril, mengedukasi siswa tentang pentingnya instruksi evakuasi yang efektif, komunikatif, dan tidak multitafsir. Mereka mengintegrasikan pendekatan literasi fungsional yang tidak hanya menekankan ketepatan berbahasa, tetapi juga nilai-nilai kepedulian sosial dan keberdayaan peserta didik. Hal ini selaras dengan semangat Prodi PAI dalam membentuk pendidik yang cakap dalam komunikasi, tanggap terhadap situasi sosial, dan mampu menghadirkan nilai-nilai Islam dalam dinamika kehidupan modern.
Puncak acara berupa simulasi evakuasi kebakaran menjadi ajang pembelajaran aplikatif yang menggugah kesadaran peserta. Di akhir kegiatan, para siswa ditantang untuk menyusun ulang prosedur keselamatan dalam bentuk poster berbahasa Indonesia yang ringkas dan bermakna. Sebuah kegiatan yang tidak hanya mengasah kemampuan berbahasa, tetapi juga membentuk karakter tangguh dan kolaboratif.
Keterlibatan mahasiswa PAI dalam ajang seperti ini sejalan dengan visi Prodi PAI sebagai pusat pengembangan insan religius, inklusif, dan transformatif. Melalui partisipasi di ajang Duta Bahasa ini, M. Syahril Sabda tidak hanya membawa nama baik Universitas Negeri Jakarta, tetapi juga menunjukkan bahwa mahasiswa PAI mampu menjadi bagian dari solusi bangsa—mengedepankan bahasa sebagai alat penyelamat dan pendidikan sebagai ruang transformasi sosial.
