Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI), Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Jakarta (UNJ), kembali menghadirkan pembelajaran yang bermakna melalui kegiatan Praktisi Mengajar Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum, pada Senin 6 Oktober 2025. Kegiatan ini menghadirkan Dr. Suparno, M.M., Kepala SMA Labschool Kebayoran, sebagai narasumber yang memberi inspirasi nyata tentang bagaimana kurikulum dapat dirancang dan dijalankan secara holistik, berkesadaran, dan berbasis nilai.
Dalam sesi yang penuh refleksi, Dr. Suparno membagikan pengalaman kepemimpinannya dalam mengembangkan kurikulum di sekolah unggulan yang ia pimpin. Ia menekankan bahwa pendidikan yang sejati tidak cukup berhenti pada penguasaan konsep, tetapi harus menumbuhkan karakter, nalar kritis, dan kompetensi global. “Prinsip dasar kami di Labschool sederhana namun kuat: Iman, Ilmu, dan Amal. Ketiganya adalah ruh dari seluruh proses pembelajaran. Iman mengakar pada nilai spiritual, ilmu memperluas cakrawala berpikir, dan amal menjadikan ilmu bermakna bagi kehidupan,” ujarnya.
Melalui praktik nyata di SMA Labschool Kebayoran, kurikulum PAI dikembangkan secara menyeluruh dan berlapis nilai. Penguatan keagamaan diintegrasikan dalam berbagai kegiatan seperti literasi kitab suci, keputrian, pembinaan karakter religius, hingga program Tabungan Amal Saleh (TAS) yang menumbuhkan empati sosial di kalangan siswa. Kurikulum ini bukan hanya mengajarkan kognisi, tetapi menumbuhkan kesadaran spiritual, sosial, dan moral yang kuat — menjadikan siswa beriman, moderat, dan siap bersaing di kancah global.
Kegiatan praktisi ini juga memperkenalkan mahasiswa pada konsep Deep Learning atau pembelajaran mendalam — pendekatan yang menumbuhkan kesadaran, makna, dan kegembiraan dalam belajar. Dr. Suparno menjelaskan bahwa Deep Learning bukan sekadar strategi pedagogis, melainkan cara memuliakan proses belajar: “Anak tidak cukup diajari apa yang harus dihafal, tetapi diajak untuk sadar mengapa sesuatu penting dipelajari.” Pendekatan ini sejalan dengan semangat ayat pertama wahyu Ilahi: “Iqra’ bismi rabbika” — bacalah dengan nama Tuhanmu. Membaca tidak hanya dengan mata, tetapi juga dengan hati dan akal.
Bagi mahasiswa PAI angkatan 2024 kelas A, B, dan C, kegiatan ini menjadi pengalaman belajar yang menghidupkan teori kurikulum menjadi praktik yang bernilai. Di bawah bimbingan dosen pengampu Dr. Rihlah Nur Aulia, Mushlihin, M.A., dan Suci Nurpratiwi, M.Pd., mahasiswa diajak untuk memahami bahwa kurikulum bukan sekadar dokumen formal, melainkan peta peradaban yang mengarahkan manusia agar tumbuh sesuai fitrahnya.
Melalui perjumpaan dengan praktisi pendidikan seperti Dr. Suparno, mahasiswa PAI UNJ belajar bahwa kurikulum sejati lahir dari keseimbangan antara data dan nilai, logika dan etika, ilmu dan cinta.
Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa Prodi PAI UNJ terus berkomitmen menghadirkan pembelajaran yang relevan, inspiratif, dan berpihak pada kemanusiaan.