Tabligh Akbar mahasiswa angkatan 2022 Program Studi PAI menghadirkan dakwah kampus yang hidup dan membumi. Kegiatan ini menjadi ruang refleksi bersama tentang pentingnya merawat persatuan di tengah keberagaman. Mengusung tema “Hilangkan Perbedaan, Bangun Persatuan Bangsa melalui Ukhuwah Islamiyah di Nusantara”, acara ini menegaskan bahwa iman memiliki daya rekat sosial yang kuat bagi kehidupan berbangsa.
Kegiatan yang dilaksanakan oleh mahasiswa angkatan 2022—yang dikenal dengan sebutan Fastco Legion—merupakan Project UAS Mata Kuliah Praktik Ibadah yang diampu oleh Dr. Andy Hadiyanto dan Rudi M. Barnansyah, M.Pd.I. Acara berlangsung pada Senin, 22 Desember 2025, pukul 08.00–13.00 WIB di Aula Bung Hatta Universitas Negeri Jakarta. Kehadiran dosen, mahasiswa, dosen tamu dari UIN Padang, para guru pamong PKM, pengurus Rohis SMA/SMK, serta masyarakat umum menunjukkan kuatnya sinergi antara kampus dan masyarakat dalam menyebarkan nilai keislaman yang inklusif.
Rangkaian acara dibuka dengan musik religi yang menenangkan, dilanjutkan drama yang menggugah nurani. Kisah perjuangan Tion Siswanto, mahasiswa disabilitas angkatan 2022, mengalir dengan jujur dan penuh empati—tentang keteguhan menempuh pendidikan tinggi, kekuatan doa seorang ibu, dan harapan yang tak pernah padam. Momentum ini terasa kian bermakna karena bertepatan dengan Hari Ibu, 22 Desember, menjadikan panggung dakwah sebagai ruang penghormatan pada kasih dan pengorbanan ibu. Nuansa kebinekaan kemudian dipertegas melalui puisi berantai dan tari tradisional yang memotret kekayaan budaya Nusantara sebagai anugerah pemersatu.
Dari mimbar mahasiswa, Sabrina (kelas A) dan Tion Iswanto (kelas B) menyampaikan ceramah tematik dengan bahasa yang jernih dan reflektif. Keduanya menegaskan bahwa ukhuwah Islamiyah bukan sekadar slogan, melainkan sikap hidup yang menuntut empati, saling menghargai, dan komitmen menjaga persatuan.
Puncak acara diisi tausiah oleh KH. Muhammad Ajir Ubaidillah (Gus Ajir). Dengan narasi yang menyejukkan, beliau menekankan bahwa keamanan dan keimanan merupakan fondasi utama persatuan bangsa. Rasa cinta dan memiliki terhadap tanah air, sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW, harus ditumbuhkan melalui tanggung jawab bersama. Beliau juga mengingatkan pentingnya menjaga bumi dan lingkungan sebagai amanah Allah SWT, agar ukhuwah Islamiyah hadir nyata dalam kehidupan berbangsa yang harmonis.
Kegiatan ditutup dengan ramah tamah dan makan bersama menu kebuli sebagai simbol kebersamaan dan penguatan silaturahmi. Tabligh Akbar ini menjadi penanda bahwa dakwah mahasiswa mampu menjadi ruang pemersatu—menautkan iman, budaya, dan kemanusiaan dalam satu tarikan napas kebangsaan.



