ALTIS PAI 2025 kembali digelar sebagai ruang kolaborasi, inspirasi, dan penguatan karakter bagi mahasiswa baru Program Studi Pendidikan Agama Islam. Kegiatan ini dimulai pada 31 Oktober 2025 di Aula Gedung Ki Hajar Dewantara Lt. 8 UNJ, dengan pembukaan yang hangat oleh Koordinator Prodi PAI. Suasana penuh semangat terasa sejak awal, seakan menjadi tanda bahwa perjalanan yang akan dilalui tiga hari ke depan bukan sekadar kegiatan seremonial, melainkan pengalaman berharga yang akan membekas bagi setiap peserta.
Sesi awal diisi dengan Sharing Session bersama para dosen PAI yang membagikan kisah perjuangan masa kuliah mereka. Bu Zulfa membuka cerita tentang bagaimana keterbatasan pengetahuan di masa awal perkuliahan tidak membuatnya menyerah, bahkan justru memotivasinya untuk berproses lebih keras hingga akhirnya menjadi mahasiswa terbaik di angkatannya. Pak Ridwan, dengan ketenangannya, menyampaikan kisah ketekunan membiayai kuliah secara mandiri, yang mengajarkan arti kemandirian dan tanggung jawab. Pak Bina menambahkan warna dengan pengalamannya yang mampu melebur di berbagai organisasi kampus melalui pendekatan wirausaha, sehingga membentuk jejaring pertemanan dan pengalaman yang memperkaya hidupnya. Cerita-cerita ini tidak hanya memotivasi peserta, tetapi juga mengajarkan bahwa jalan sukses itu beragam, namun semuanya berawal dari kemauan untuk mencoba, bertahan, dan terus bertumbuh.
Perjalanan kemudian berlanjut ke Villa Kembar 49 di Megamendung, Bogor. Udara pegunungan yang sejuk langsung menciptakan suasana baru yang akrab dan cair. Setiap pagi, kegiatan dimulai dengan senam bersama—sebuah momen sederhana, tetapi penuh tawa dan energi positif. Mahasiswa baru tampil sebagai pemandu senam dengan gaya kreatif ala anak muda, membuat suasana mencair dan menghadirkan kedekatan yang natural antara mahasiswa, dosen, dan alumni.
Rangkaian kegiatan berikutnya semakin memperkaya peserta, terutama melalui Sharing Session bersama alumni. Para mahasiswa lama berbagi pengalaman tentang perjalanan kuliah, tantangan menjaga keseimbangan antara organisasi dan akademik, serta tips menghadapi dunia kerja. Para alumni menegaskan bahwa kampus adalah ruang latihan kehidupan, tempat menimba ilmu, membangun karakter, dan menempa ketangguhan mental.
Melalui Focus Group Discussion (FGD), mahasiswa dan alumni terlibat dalam diskusi produktif untuk merumuskan evaluasi dan ide inovatif bagi kegiatan kemahasiswaan, organisasi, serta arah penyempurnaan ALTIS di tahun berikutnya. Banyak gagasan segar lahir dari forum ini—mulai dari sistem mentoring lintas angkatan, penguatan minat bakat, hingga desain kegiatan yang lebih kolaboratif dan berdampak.
Malam hari menjadi salah satu puncak kebersamaan melalui Pentas Seni. Mahasiswa baru tampil percaya diri membawakan kreasi musik, tari, drama, hingga hiburan jenaka yang mengundang tawa. Para dosen dan alumni hadir bukan sekadar sebagai juri, tetapi juga pemberi apresiasi dan motivasi. Setelahnya, suasana menjadi lebih hangat dan mendalam dengan penyalaan api unggun. Peserta berkumpul dalam lingkaran besar, bernyanyi bersama, berbagi cerita, dan menikmati permainan yang semakin menautkan hati. Pada momen inilah kebersamaan benar-benar terasa; batas antar angkatan hilang, digantikan rasa kekeluargaan dan saling mendukung.
Keesokan paginya, ALTIS ditutup dengan Welcoming Party sebagai seremoni simbolik penyambutan mahasiswa baru ke dalam keluarga besar Prodi PAI. Sorak bahagia, tepuk tangan, dan senyum bangga mengisi suasana. Para panitia menyampaikan harapan agar ALTIS tidak berhenti hanya sebagai acara hiburan tahunan, tetapi terus menjadi ruang pembentukan karakter, motivasi, dan relasi harmonis lintas angkatan. Semangat WARMINDO—We Always Rise, Move, and Doing Together—menjadi napas yang menghidupkan kegiatan ini dari awal hingga akhir.
Setiap peserta pulang membawa cerita, motivasi baru, dan tekad untuk menapaki perjalanan perkuliahan dengan semangat kolaborasi. ALTIS menjadi pengingat bahwa di PAI, kebersamaan bukan hanya slogan, tetapi ekosistem yang tumbuh dengan saling menguatkan.


