Publikasi

Sosiologi : Mengabdi untuk Negeri

Sejahtera dengan Desa Wisata

Oleh : Umar Baihaqki

Desa sebagai satuan wilayah geografis tengah mendapat momentum kemajuan. UU No 6 Tahun 2015 tentang Desa menjadi landasan penyaluran dana desa, yang memberi kesempatan kepada desa untuk berdikari. Sejak berlakunya kebijakan ini, beragam inovasi pembangunan diterapkan di tingkat desa. Salah satu bentuk inovasi pembangunan desa ini adalah desa wisata.

Desa wisata menjadi tren pembangunan desa. Beberapa desa bahkan telah menjadi benchmark sebagai acuan bagaimana memaksimalkan potensi desa sebagai tujuan wisata.

Gagasan tentang desa wisata kini tengah bergaung di Desa Bantarkaret, Kecamatan Nanggung kabupaten Bogor. Padahal, beberapa tahun lalu desa ini lebih dikenal sebagai pusat penambangan emas. Maklum saja desa ini terletak di kaki Gunung Pongkor, yang juga menjadi lokasi tambang emas yang dikelola salah satu BUMN  pertambangan.

Desa Bantarkaret kini terus berupaya untuk mengembangkan potensi wisata sebagai penggerak ekonomi baru. Upaya tersebut menjadi nilai lebih, karena pariwisata disana tergolong sebagai community based tourism. Beberapa tujuan wisata desa dikembangkan dan dikelola secara swadaya oleh warga sendiri.

Daya tarik wisata di desa Bantarkaret diarahkan sebagai wisata keluarga. Suheri, Ketua Badan Usaha Milik Desa, menerangkan “sekurang-kurangnya ada tiga kategori tujuan wisata, yaitu wisata alam, wisata budaya, dan wisata edukasi.”

Curug love dan sawah lega menjadi dua contoh dari wisata alam desa Bantarkaret. Daya tarik dari curug alami serta landskap sawah yang sengaja didesain sebagai titik swafoto menarik bagi siapa saja yang sedang berkunjung ke desa. Kedua lokasi wisata ini dapat diakses dengan mudah dari jalan utama desa, dengan lapangan parkir yang cukup luas bagi kendaraan motor dan mobil.

Wisata budaya dipusatkan dalam dusun atau Kampung Bitung. Lingkungan rumah tangga didalam dusun dipertahankan ciri ketradisionalannya. Tentu saja, ada daya tarik wisata lain didalam dusun ini, yaitu olah raga air berupa tubing, dimana pengunjung bisa menyusuri sungai di kaki Gunung Pongkor dengan ban karet.

Wisata edukasi bisa jadi akan menjadi daya tarik utama dari pariwisata Desa Bantarkaret. BUMN pertambangan yang beroperasi disana tengah bersiap untuk merevitalisasi tambang emasnya menjadi museum tambang emas. Disamping itu, fasilitas untuk wisata keluarga juga sudah tersedia di Taman Kadaka Kawaci.  Taman ini dirancang sebagai area bermain dan berkemah yang bisa dimanfaatkan bagi pengunjung yang datang sekeluarga atau dengan berkelompok.

Pengembangan potensi wisata dapat menggantikan ketergantungan desa pada usaha pertambangan. Pariwisata alam, budaya, dan edukasi menjadi fondasi baru ekonomi desa.

 

Tulisan ini telah diterbitkan pada : https://www.kompasiana.com/umarbaihaqki9342/5df64578097f3633b81a3fe2/sejahtera-dengan-desa-wisata